Nama: Qisthi Nur Hidayah
Kelas: TM 5B
NIM: 133311005
Tugas: Resume Buku Islam Nusantara ( Dialog Tradisi dan Agama
Faktual )
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu: M. Rikza Camami, M.Si.
Di dalam buku
Islam Nusantara yang ditulis oleh bapak M.Rikza Chamami, M.Si menjelaskan
banyak pandangan mengenai islam dan budaya-budaya yang ada di dalamnya. Secara
etimologis bahwa Islam Nusantara berasal dari dua kata, yaitu Islam dan
Nusantara. Islam berarti agama yang diajarkan oleh Nabi dengan sumber Al-Quran
dan hadits yang berkembang ke seluruh pelosok dunia. Sedangkan Nusantara adalah
sebutan pulau-pulau di Indonesia sebelum tahun 1928 saat nama Indonesia mulai
berlaku sejak sumpah pemuda.
Sedangkan
secara terminologis, Islam Nusantara adalah gerakan Islam Indonesia yang
berdasar pada pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan berbagai macam
karakter tradisi, budaya dan pemahaman keagamaan.
Islam Nusantara
murni sebagai gerakan dan pemikiran yang merespon kendurnya Islam Indonesia
dengan segala inisiasi untuk membendung arabisasi yang mengancam nasionalisme. Sebab
inti gerakan Islam Nusantara ada empat hal, yaitu pertama, mendudukan
identitas bahwa Islam adalah sebuah keyakinan suci yang bisa diterima hingga
Indonesia. Kedua, Islam yang sampai ke Indonesia melewati sejarah
panjang penuh dengan lika-liku termasuk mengenal akulturasi budaya. Ketiga, nilai
kearifan lokal Islam Nusantara tidak tercerabut dari substansi syariat Islam.
Adanya perilaku keagamaan yang unik dan berproses dengan sejarah masa lalu itu
yang disebut sebagai Islam terusan. Dan yang
keempat, Islam yang dipeluk sebagai agama juga menjadi tuntutan
hidup dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga dengan demikian Islam Nusantara
bukan sebagai gerakan desakralisasi agama. Justru menjadi jawaban bahwa Islam
itu mampu menjawab segala problem keumatan.
Islam Nusantara
bukan ideologi baru, bukan pula “agama” baru dan bukan reinkarnasi jaringan
Islam Liberal (JIL). Dan istilah Nusantara sendiri mulai diiris menjadi
simplifikasi sebagai istilah murni budaya yang terpisah dari agama, hingga
muncul tudingan bid’ah.
Untuk lebih
meyakinkan arti jati diri Islam Nusantara, perlu dipahami dari empat sisi yang
harus utuh dipegang dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Pertama, Indonesia
memiliki sejarah panjang yang lekat dengan perjuangna tokoh-tokoh Nusantara. Kedua,
Islam Nusantara menjadi karakteristik kehidupan agama Islam di Indonesia
yang meneguhkan tradisi budaya yang tidak terpisah dari substansi agama. Ketiga,
Islam Nusantara adalah identitas Islam damai dan moderat. Dan keempat, Islam
Nusantara sebagai ilmu pengetahuan.
Dalam kajian Islamic
Studies (dirasah slamiyah) selalu dibahas Islam normatif dan Islam
historis. Perbedaan pandangan antara dua pendapat itu merupakan aplikasi dari
pemahaman dua model kajian Islam itu. Islam normatif memberi jawaban Islam original,
sesuai aturan dan sangat syar’i. Sedangkan Islam historis adalah realitas Islam
yang melalui perjalanan sejarah, maka lahir istilah Islam Nusantara, Islam
Jawa, Islam rahmatan lil ‘alamin dan sebagainya.
Ditahun 2015
ini sangat buming sekali berita mengenai pembacaan ayat suci Al-Quran
menggunakan langgam Jawa. Banyak terjadi kontroversi dikalangan ulama, dan oleh
sebagian pihak, Menteri Agama RI dituduh melakukan liberalisasi terhadap kitab
suci.
Dan yang
menjadi masalah akhir-akhir ini adalah ketika sudah disajikan argumentasi fiqh
bahwa Al Quran di langgamkan Jawa itu haram dan menyalahi hadits Nabi. Namun
dalam merespon hal ini, tidak hanya berbicara sebatas halal hara saja, tapi ada
tiga hal pokok yang perlu diluruskan sehingga kesucian Al Quran tetap terjaga
bersama.
Pertama, menjaga
kesucian Al Quran tetap jadi fokus utama. Al Quran itu suci dan harus dijaga
kemurniannya dengan empat cara, yaitu : menjaga keaslian ayatnya tanpa
pemalsuan, menjaga pemaknaan tekstual dan kontekstualnya, menjaga tata cara
membaca dengan pola tajwid dan menjaga dengan pelestarian pengamalan isi Al
Quran.
Kedua, sebagai kitab
suci Al qura perlu diajarkan kepada masyarakat dan diamalkan ajaran-ajarannya.
Dan ketiga, untuk melanggengkan isi kandungan Al Quran, maka agama Islam
mendorong umatnya untuk membacanya.
Dan persoalan
yang sedang hangat dibicarakan adalah soal membaca Al Quran dengan gaya langgam
Jawa. Ada empat hal yang harus dilihat secara spesifik yaitu pertama,
sejarah Islam mencatat bahwa kitab suci ini diturunkan di Makah dan Madinah sehingga
disebut Makiyah dan Madaniyah. Kedua, membaca dengan gaya langgam adalah
budaya masyarakat. Intinya adalah bacaan langgam jawa adalah untuk membumikan
Al Quran dengan pendekaan budaya nusantara. Ketiga, bahwa langgam adalah
seni membaca. Dan yang keempat, pentingnya menghormati perbedaan. Adanya
perbedaan dalam gaya membaca Al Quran tidak perlu diperpanjang lagi karena ini
ranah budaya dan seni baca Al Quran.
Agama dan
budaya merupakan dua hal yang tidak mudah dipisahkan. Maraknya ideologi radikal
sebuah agama menjadi pemicu konflik sosial dan politik. Padahal agama hadir
bukan untuk menciptakan konflik. Agama yang mendatangkan konflik adalah agama
yang melenceng dari perintah teologinya.
Hadirnya
pengikut agama yang fanatik dan cenderung radikal itu adalah fakta dari agama
yang jauh dari budaya. Karena agama radikal adalah cerminan dari egoisme
kelompok yang menerapkan prinsip “dirinya yang paling benar”.
Maka
dibutuhkanlah semangat baru untuk mencari permasalahan sosial dengan
perencanaan sosial yang tepat bagi keberagaman indonesia. Pertama, pemerintah
perlu kembali menggalakkan sosialisasi arti agama sebagai pemersatu masyarakat.
Kedua, masyarakat secara aktif hadir sebagai pameran agama yang pro
budaya. Ketiga, budaya berpancasila perlu dibangun kembali dengan baik.
Dan keempat, masyarakat perlu lebih dewasa memaknai hakikat agama dan
budaya.
Dalam
kenyataannya, keberadaan pondok pesantren akhir-akhir ini menjadi bahan
perbincangan dunia akademik. Dalam meneguhkan visi pesantren sebagai lembaga
agama hendaknya ada model politik pesantren kebangsaan yang mengarah pada tiga
dimensi. Pertama, dimensi budi pekerti. Kedua, strategi
koorporasi. Ketiga, dimensi kesejahteraan umat. Pesantren dengan model
politik kebangsaan ini akan mencoba memberikan gagasan politik baru, yaitu
politik yang berdaulat dan amanah.
Dalam pola
khusus, fiqh politik dapat dilakukan dengan tiga hal inti, yaitu bahasa santun
sangat dipengaruhi oleh ragam bahasa individual, bahasa santun bergantung
dengan gaya berbicara seseorang, bahasa santun berhubingan erat dengan latar
belakang pendidikan seseorang.
Jadi,
kesimpulannya adalah bagaimana agar Islam Indonesia hadir kembali sebagai Islam
yang penuh dengan harmoni dan kedamaian. Islam perlu dikampanyekan kembali
dengan kekhasannya sebagai agama yang sangat konsisten dalam menjamin
keselamatan, kedamaian dan kepatuhan teologis dan kultural. Dan Islam harus
ditegakkan dan di jaga dengan sebaik mungkin kemurniannya agar tidak melenceng
dari ajaran Nabi SAW. Dan Islam Nusantara sendiri itu memilik tujuan sangat
mulia yaitu menciptakan agama Islam sesuai visi kenabian dengan mengajak
seluruh umat Islam tanpa pilih kasih serta bersatu padu menjaga kedamaian
dunia. Sehingga manfaatnya dapat benar-benar dirasakan memberikan kontribusi
nyata dalam menjaga inti ajaran Islam, menjaga kerukunan dunia tanpa adanya
peperangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar