Kamis, 25 Juni 2015

pengembangan kurikulum



ORGANISASI KURIKULUM
TUGAS
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum

LogoIAIN.jpeg



KELOMPOK 5 :
Qisthi Nur Hidayah                (133311005)
Mu’minah                                (133311006)
Nila Khafidotur Rofiah          (133311007)
Rizqi Amalia                           (133311011)
Alfna Zulfa                             (133311012)




A.    Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum pendidikan atau pembelajaran yang hendak disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan.[1]
B.      Dimensi-dimensi Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar. Misalnya, organisasi kurikulum yang bersifat logis tentu berbeda dengan organisasi kurikulum yang bersifat psikologis,. Organisasi kurikulum yang bersifat logis pada umumnya lebih mengutamakan dimensi isi dan melihat fakta apa adanya, sedangkan organisasi kurikulum yang bersifat psikologis lebih mengutamakan dimensi pengalaman belajar dan cenderung kurang memperhatikan fakta dan isi setiap jenis struktur tertentu atau yang bersifat logis.
Dimensi isi lebih banyak diterima oleh para pengembang kurikulum dibandingkan dengan dimensi pengalaman belajar. Padahal dalam organisasi kurikulum bukan hanya mengandung dimensi isi melainkan juga dimensi pengalaman belajar.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum yaitu :
1.      Konsep, merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris.
2.      Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis.
3.      Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan.
4.      Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat absolut, untuk mengendalikan perilaku.
C.    Model Organisasi Kurikulum
Zais dalam bukunya Curriculum: Principles and Foundation mengemukakan ada tiga kategori desain kurikulum, yaitu “subject-centered designs, learner-centered designs, and problem-centered designs”. Dijelskan lebih lanjut bahwa subject-centered design terdiri atas : the subject design, the disciplines design, and the broad fields design, sedangkan lerner-centered design meliputi the activity/experience design, the oprn classroom design, and the humanistic design. Adapun problem-centered design mencakup: the areas of living design, the personal/social concern of youth design, and the core design”.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa model organisasi, yaitu :
1.      Subject-centered Curriculum
Organisasi kurikulum ini terdiri atas berbagai mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain sehingga mudah diatur dalam pelaksanaannya, karena itu sering disebut isolated-subject curriculum atau subject-matter curriculum. Misalnya, mata pelajaran berhitung, aljabar, ilmu ukur, sejarah, ekonomi, geografi, dan ilmu bumi.[2]
2.      Correlated Curriculum
Yaitu mengorelasikan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Misalnya, ketika mengajarkan mata pelajaran Ilmu Bumi tentang tanah, mka dikorelasikan dengan mata pelajaran Sejarah atau Berhitung.
3.      Broad Fild Curriculum   
Adalah bentuk kurikulum yang menghilangkan atau menghapus batas masing-masing mata pelajaran, kemudian menyatukan atau menggabungkan mata pelajaran yang berhubungan erat itu.
4.      Integrated Curriculum
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
integrated curriculum dapat dibedakan dalam beberapa bentuk antara lain :
a.       The Child Center Curriculum (Kurikulum Berpusat Pada Anak)
b.      The Social Function Curriculum (Kurikulum Fungsi Sosial)
c.       Activity / Experience Curriculum (Aktivitas/Pengalaman Kurikulum)
5.      Core Curriculum
Artinya kurikulum inti atau pendidikan umum yaitu semua program pendidikan yang penting, esensial, dan fundamental.[3]
D.    Faktor-faktor Dalam Organisasi Curriculum
1.      Ruang Lingkup (Scope)
Ruang lingkup kurikulum menunjukkan keseluruhan, keluasan atau kedalaman, dan batas-batas bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
2.      Urutan (Squence)
Urutan bahan pelajaran menunjukkan keteraturan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik, kapan bahan tersebut sebaiknya disampaikan, mana bahan yang harus disampaikan terlebih dahulu, dan mana bahan yang akan dipelajari kemudian.
3.      Kesinambungan (Continuity)
Kesinambungan menunjukkan adanya peningkatan, pendalaman, dan perluasan bahan pelajaran sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari bahan yang lebih kompleks. Dalam kurikulum spiral faktor kesinambungan ini sangat diperhatikan. Untuk memantapkan kesinambungan kurikulum perlu dibentuk tim khusus yang melibatkan para pengembang kurikulum dari SD sampai dengan perguruan tinggi.
4.      Terpadu (Integrated)
Faktor ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan memerlukan pemecahan secara multidisiplin. Artinya, jika guru menggunakan subject-centered curriculum, maka besar kemungkinan pengetahuan yang diperoleh peserta didik menjadi terlepas-lepas dan tidak fungsional. Untuk itu perlu adanya fokus bahan pelajaran yang terpadu, baik berupa konsep, prinsip, masalah-masalah yang perlu dipecahkan sehingga memungkinkan penggunaan multidisiplin secara fungsional.
5.      Keseimbangan (Balance)
Yang dimaksudkan di sini adalah kesinambungan isi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik dan keseimbangan proses pembelajaran.

6.      Waktu (Times)
Alokasi waktu harus diseimbangkan dalam organisasi kurikulum. Distribusi waktu dapat ditentukan berdasarkan kriteria, antara lain tradisi pengalaman, pertimbangan para pengembang kurikulum, nilai atau mannfaat, tingkat kesulitan setiap mata pelajaran, dan sekedar kompetensi mata pelajaran.
E.     Prosedur Mengorganisiskan Kurikulum
Terdapat beberapa cara untuk mengorganisasi kurikulum, yaitu sebagai brikut :
1.      Reorganisasi Melaui Buku Pelajaran
2.      Reorganisasi Dengan Cara Tambal Sulam
3.      Reorganisasi Melalui Analis Kegiatan
4.      Reorganisasi Melalui Fungsi Sosial
5.      Reorganisasi Melalui Survey Pendapat
6.      Reorganisasi Melalui Analisis Masalah Remaja[4]



[1]Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : TERAS, 2009). Hlm. 62.  
[2] Zainal Arifin, Komponen dan Organisasi Kurikulum, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011), hlm. 97-99.

[3] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : TERAS, 2009). Hlm. 69-74.
[4] Zainal Arifin, Komponen dan Organisasi Kurikulum, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011),hlm. 104-110.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar